Ini salah 1 alasan kenapa Bumil lebih memilih menggunakan Cloth diaper di bandingin pake Disposable diaper aka Pampers itu. Bumil bukan nya nggak mau make si Pampers ini,, Tapi ada banyaaaaak banget alasan kenapa memilih Popok Kain biasa atau pun si Cloth diaper. dan setelah googling kemana-mana,, semakin yakin lah bumil ini buat memakai si Cloth Diaper ini.
Mungkin untuk awal,, kita bakalan bilang "Duuuuwww mahal banget si Cloth diaper nya".. Tapi percaya deh semua itu akan lebih murah di bandingin dengan menggunakan Pampers. Lagi pula,, udah banyak kok Cloth diaper merek lokal yang nggak kalah bagus nya dengan merek impor. Jadi bisa-bisa nya kita aja buat memilih.
Mau tau alasan kenapa bumil memilih memakai Cloth Diaper?
1. Mahal
Sebagai ilustrasi aja nih,,,
dalam satu hari mungkin kita bisa memakai 2-3 pampers (taro lah 3 ya)
3 x 30 hari = 90 buah pamper
dan dalam 1 tahun
3 x 365 = 1095 buah
ini bumil ambil contoh dari Pampers merek Goon isi 58.
isi 58 harga nya Rp 100.000,, berarti dalam 1 bulan, kurang lebih Rp 200.000
berarti untuk 1 tahun 12 x Rp 200.000 = Rp 2.400.000
biasanya bayi pake popok sampe sekitar umur 3 tahun ya
jadi 36 x Rp 200.000 = Rp 7.200.000
atau kao mau liat harga-harga pampers merek lain bisa di liat disni dan kalikan sendiri.
waaa,,,, untuk Pemkaian sekali pakai selama 3 tahun butuh uang sebanyak itu.?
Bumil udah beli beberapa Cloth diaper, dan tau dong kalo si cloth diaper ini bahkan bisa di pakai sampai kita punya anak lagi.
So far bumil udah beli 6 buah Cloth diaper dan punya 13 Insert nya.
total pembelian 6 diaper itu ga lebih dari Rp 500.000. Rencana nya bumil mau beli lagi,, merek impor,, emang rada mahal,, tapi kalo liat kedepan nya,, percaya deh cloth diaper jauh lebih murah.. dan CLoth diaper ini ga ada sama sekali menggunakan Gel seperti yang ada pada Pampers.
Lagi pula,, kadang untuk di rumah aja sih bumil akan pake popok kain biasa (yang seperti jaman kita waktu masih kecil itu looooh.
2. Pampers akan butuh waktu bertahun-tahun untuk terurai
Tau nggak kalau di butuhkan 3.5 milyar galon minyak , 82,000 ton plastik, dan 1.3 juta ton bubur kayu (250,000 pohon) untuk membuat 18 juta pampers. Dan setelah menggunakannya hanya satu kali, pampers itu lantas dibuang dan diangkut ke tempat pembuangan sampah. Coba bayangin deh, berapa banyak sampah yang akan di hasilkan dari si Pampers ini dari tiap rumah.. dalam 1 hari nggak mungkin kan cuma memakai 1 pampers??. Nggak kebayang berapa banyak sampai dari pampers yang akan ada di bantar gebang sana... dan untuk penguraian nya akan butuh waktu 500 tahun...
waaa,,, nggak kebayang deh kalo kayak gitu...
3. Berbahaya
a. Pemicu Kanker dan Kemandulan
Pada tahun 2000 beberapa peneliti dari Universitas Kiel, Jerman melakukan sebuah riset mengenai Archives of Desease in Childhood yang dimuat dalam British Medical Journal. Penelitian yang melibatkan 48 bayi laki-laki itu dilakukan selama setahun untuk mengetahui efek yang ditimbulkan oleh disposable diaper. Para peneliti yang melakukan studi tersebut melaporkan bahwa bayi laki-laki yang menggunakan disposable diaper temperatur skortumnya (kantung kemaluan) mengalami kenaikan beberapa derajat dibanding yang tidak memakai. Bagi seorang bayi laki-laki yang skortumnya sedang berkembang, hal tersebut merupakan perkara yang serius. Karena untuk memproduksi sperma dalam jumlah yang banyak, skortum harus bisa menjaga temperatur testis supaya suhunya lebih rendah dari suhu badan. Oleh sebab itu kenaikan satu derajat pun akan merusak kinerja skortum sebagai “mesin pendingin” testis. Tentu saja fenomena ini akan membuat produksi sperma terganggu, yang berarti kesuburan pria akan menurun. Peneliti yang melakukan studi tersebut menyatakan, “peningkatan temperatur skortum yang disebabkan oleh pemakaian disposable diaper akan mempengaruhi kualitas sperma bayi laki-laki dan meningkatkan angka terjadinya kanker testis di usia dewasa.” Mereka juga mengatakan kalau fisiologi mekanisme pendingin testis mengalami kerusakan secara signifikan.
Dalam melakukan studinya mereka juga meneliti pria Eropa yang lahir pada tahun 1975 (tidak lama setelah disposable diaper menjadi begitu populer dan digandrungi). Para peneliti itu terkejut dengan penemuannya, ternyata jumlah sperma pria Eropa mengalami penurunan hingga 25% dalam 25 tahun terakhir. Sekitar 27000 pria Inggris yang sudah menikah menjalani perawatan ketidaksuburan setiap tahunnya, dan angka kejadiannya meningkat hingga 55% pada tahun 1995. Tim Hedgley, ketua National Fertility Assosiation mengatakan, “penelitian ini begitu mengejutkan dan penting untuk diketahui.”
Sementara itu, Dr. Simon Fishel, direktur Centre of Assisted Reproduction (Nottingham, Inggris) mengatakan, “teori tersebut sangat masuk akal dan saya tidak terkejut dengan hasilnya. Bagaimana pun disposable diaper dapat meningkatkan temperatur skortum bayi laki-laki dan tentu saja hal itu merupakan masalah besar karena kinerja skortum akan terganggu.” Sayangnya produksi besar-besaran disposable diaper tidak disertai penelitian terlebih dahulu terhadap efek sampingnya. Sehingga ada kemungkinan angka kejadian akan terus meningkat seiring dengan kurangnya pemahaman masyarakat tentang efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh pemakaian disposable diaper.
b. Bahan Kimia Berbahaya dalam Disposable Diaper
Isu kenyamanan yang digencarkan oleh produsen diaper selalu berkisar pada masalah daya serap tinggi yang membuat kulit bayi tetap kering. Yah, tentu saja, Sodium Polyacrylate memang bisa bekerja sebagai super absorbent yang hebat, bahan yang berbentuk serbuk sebelum dicampurkan pada lapisan dalam disposable diaper memiliki daya serap lebih dari 100 kali dari beratnya di dalam air. Bahan kimia inilah yang mengubah cairan menjadi gel yang akan menempel di kulit bayi dan menimbulkan reaksi alergi. Disamping itu, bahan ini juga dicurigai sebagai biang keladi iritasi kulit dan demam. Ketika disuntikkan pada tikus percobaan menimbulkan hemorhage, kegagalan kardivaskuler, bahkan kematian. Anak-anak bisa terbunuh jika menelan 5 gram Sodium Polycrylate. Selain itu, bahan ini juga merusak daya tahan tubuh dan menurunkan berat badan para pekerja pabrik yang memproduksinya.
Bahan kimia lain yang terkenal tingkat bahayanya adalah dioxin. Dioxin dihasilkan dari proses produksi pemutih kertas. Sementara itu proses produksi disposable diaper menggunakan dioxin dalam bentuk gas klorin. Dalam artikel yang berjudul “Whitewash; Exposing the health and environmental dangers of woman’s sanitary product and dsposable diaper - what you can do about it”, Liz Amstrong dan Adrienne Scott menyatakan kebanyakan industri kertas melakukan proses pemutihan dengan menggunakan pulp whiter daripada klorin. Penyebabnya tak lain adalah bahan kimia yang termasuk dalam organoklorin (termasuk di dalamnya dioxin) ini sangat beracun dan bersifat persisten (menetap dalam tubuh).
Tributyl Tin (TBT) juga termasuk bahan yang digunakan dalam produksi disposable diaper. Bahan kimia ini selain menyebabkan pencemaran lingkungan juga sangat beracun. Penyebarannya bisa melalui kulit, jadi bisa dibayangkan tingkat bahayanya kalau kulit bayi yang sensitif memakai diaper yang mengandung TBT. Karena saking beracunnya bahan kimia ini dalam konsentrasi yang sangat kecil pun bisa mengakibatkan gangguan hormon disamping mengganggu sistem kekebalan tubuh. Tak tanggung-tanggung, orangtua yang memiliki bayi laki-laki perlu waspada karena bahan ini bisa menyebabkan kemandulan (pada bayi laki-laki). Ginny Caldwell dalam artikelnya yang berjudul Diapers. Disposable or Cotton?, menyatakan bahwa kerusakan dalam sistem saraf pusat, ginjal dan lever bisa disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya yang ditemukan dalam disposable diaper.
Pada tahun 1999 The Archive of Environtmental Health melaporkan sebuah studi yang dilakukan oleh Anderson Laboratories. Dalam studi tersebut mereka membuka kemasan diaper lalu meletakkannya di dekat tikus-tikus percobaan. Tikus-tikus yang terekspos diaper tersebut menderita bronchoconstriction yang menyerupai serangan asma Tak hanya itu, tikus-tikus tersebut juga mengalami iritasi mata, kulit dan tenggorokan. Di dalam sebuah ruangan yang luas sekalipun emisi dari disposable diaper cukup mampu membuat tikus-tikus ini terserang asma. Bahan kimia yang ditemukan dalam disposable diaper yang mampu menyebabkan iritasi tenggorokan antara lain tolune, xylene, ethylbenzene, styrene, dan isopropylbenzene.
sumber: http://dienaulfaty.wordpress.com/2008/03/20/popok-bayi-modern-pun-bisa-sebabkan-mandul/#comment-128
Duw,,duw,,duw,,,
dari baca semua di atas,, semakin yakin lah Bumil ini untuk nggak memakai pampers,,, bukan apa-apa ,, demi masa depan anak kita juga kan,,
Mau lebih lengkap lagi,, bisa baca disini,,disini,disini,disini,dan disini
Tapi,, semua kembali ke diri kita sendiri,,, kembali ke pilihan kita sendiri mau yang mana... You Choose,,,
Mungkin untuk awal,, kita bakalan bilang "Duuuuwww mahal banget si Cloth diaper nya".. Tapi percaya deh semua itu akan lebih murah di bandingin dengan menggunakan Pampers. Lagi pula,, udah banyak kok Cloth diaper merek lokal yang nggak kalah bagus nya dengan merek impor. Jadi bisa-bisa nya kita aja buat memilih.
Mau tau alasan kenapa bumil memilih memakai Cloth Diaper?
1. Mahal
Sebagai ilustrasi aja nih,,,
dalam satu hari mungkin kita bisa memakai 2-3 pampers (taro lah 3 ya)
3 x 30 hari = 90 buah pamper
dan dalam 1 tahun
3 x 365 = 1095 buah
ini bumil ambil contoh dari Pampers merek Goon isi 58.
isi 58 harga nya Rp 100.000,, berarti dalam 1 bulan, kurang lebih Rp 200.000
berarti untuk 1 tahun 12 x Rp 200.000 = Rp 2.400.000
biasanya bayi pake popok sampe sekitar umur 3 tahun ya
jadi 36 x Rp 200.000 = Rp 7.200.000
atau kao mau liat harga-harga pampers merek lain bisa di liat disni dan kalikan sendiri.
waaa,,,, untuk Pemkaian sekali pakai selama 3 tahun butuh uang sebanyak itu.?
Bumil udah beli beberapa Cloth diaper, dan tau dong kalo si cloth diaper ini bahkan bisa di pakai sampai kita punya anak lagi.
So far bumil udah beli 6 buah Cloth diaper dan punya 13 Insert nya.
total pembelian 6 diaper itu ga lebih dari Rp 500.000. Rencana nya bumil mau beli lagi,, merek impor,, emang rada mahal,, tapi kalo liat kedepan nya,, percaya deh cloth diaper jauh lebih murah.. dan CLoth diaper ini ga ada sama sekali menggunakan Gel seperti yang ada pada Pampers.
Lagi pula,, kadang untuk di rumah aja sih bumil akan pake popok kain biasa (yang seperti jaman kita waktu masih kecil itu looooh.
2. Pampers akan butuh waktu bertahun-tahun untuk terurai
Tau nggak kalau di butuhkan 3.5 milyar galon minyak , 82,000 ton plastik, dan 1.3 juta ton bubur kayu (250,000 pohon) untuk membuat 18 juta pampers. Dan setelah menggunakannya hanya satu kali, pampers itu lantas dibuang dan diangkut ke tempat pembuangan sampah. Coba bayangin deh, berapa banyak sampah yang akan di hasilkan dari si Pampers ini dari tiap rumah.. dalam 1 hari nggak mungkin kan cuma memakai 1 pampers??. Nggak kebayang berapa banyak sampai dari pampers yang akan ada di bantar gebang sana... dan untuk penguraian nya akan butuh waktu 500 tahun...
waaa,,, nggak kebayang deh kalo kayak gitu...
3. Berbahaya
a. Pemicu Kanker dan Kemandulan
Pada tahun 2000 beberapa peneliti dari Universitas Kiel, Jerman melakukan sebuah riset mengenai Archives of Desease in Childhood yang dimuat dalam British Medical Journal. Penelitian yang melibatkan 48 bayi laki-laki itu dilakukan selama setahun untuk mengetahui efek yang ditimbulkan oleh disposable diaper. Para peneliti yang melakukan studi tersebut melaporkan bahwa bayi laki-laki yang menggunakan disposable diaper temperatur skortumnya (kantung kemaluan) mengalami kenaikan beberapa derajat dibanding yang tidak memakai. Bagi seorang bayi laki-laki yang skortumnya sedang berkembang, hal tersebut merupakan perkara yang serius. Karena untuk memproduksi sperma dalam jumlah yang banyak, skortum harus bisa menjaga temperatur testis supaya suhunya lebih rendah dari suhu badan. Oleh sebab itu kenaikan satu derajat pun akan merusak kinerja skortum sebagai “mesin pendingin” testis. Tentu saja fenomena ini akan membuat produksi sperma terganggu, yang berarti kesuburan pria akan menurun. Peneliti yang melakukan studi tersebut menyatakan, “peningkatan temperatur skortum yang disebabkan oleh pemakaian disposable diaper akan mempengaruhi kualitas sperma bayi laki-laki dan meningkatkan angka terjadinya kanker testis di usia dewasa.” Mereka juga mengatakan kalau fisiologi mekanisme pendingin testis mengalami kerusakan secara signifikan.
Dalam melakukan studinya mereka juga meneliti pria Eropa yang lahir pada tahun 1975 (tidak lama setelah disposable diaper menjadi begitu populer dan digandrungi). Para peneliti itu terkejut dengan penemuannya, ternyata jumlah sperma pria Eropa mengalami penurunan hingga 25% dalam 25 tahun terakhir. Sekitar 27000 pria Inggris yang sudah menikah menjalani perawatan ketidaksuburan setiap tahunnya, dan angka kejadiannya meningkat hingga 55% pada tahun 1995. Tim Hedgley, ketua National Fertility Assosiation mengatakan, “penelitian ini begitu mengejutkan dan penting untuk diketahui.”
Sementara itu, Dr. Simon Fishel, direktur Centre of Assisted Reproduction (Nottingham, Inggris) mengatakan, “teori tersebut sangat masuk akal dan saya tidak terkejut dengan hasilnya. Bagaimana pun disposable diaper dapat meningkatkan temperatur skortum bayi laki-laki dan tentu saja hal itu merupakan masalah besar karena kinerja skortum akan terganggu.” Sayangnya produksi besar-besaran disposable diaper tidak disertai penelitian terlebih dahulu terhadap efek sampingnya. Sehingga ada kemungkinan angka kejadian akan terus meningkat seiring dengan kurangnya pemahaman masyarakat tentang efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh pemakaian disposable diaper.
b. Bahan Kimia Berbahaya dalam Disposable Diaper
Isu kenyamanan yang digencarkan oleh produsen diaper selalu berkisar pada masalah daya serap tinggi yang membuat kulit bayi tetap kering. Yah, tentu saja, Sodium Polyacrylate memang bisa bekerja sebagai super absorbent yang hebat, bahan yang berbentuk serbuk sebelum dicampurkan pada lapisan dalam disposable diaper memiliki daya serap lebih dari 100 kali dari beratnya di dalam air. Bahan kimia inilah yang mengubah cairan menjadi gel yang akan menempel di kulit bayi dan menimbulkan reaksi alergi. Disamping itu, bahan ini juga dicurigai sebagai biang keladi iritasi kulit dan demam. Ketika disuntikkan pada tikus percobaan menimbulkan hemorhage, kegagalan kardivaskuler, bahkan kematian. Anak-anak bisa terbunuh jika menelan 5 gram Sodium Polycrylate. Selain itu, bahan ini juga merusak daya tahan tubuh dan menurunkan berat badan para pekerja pabrik yang memproduksinya.
Bahan kimia lain yang terkenal tingkat bahayanya adalah dioxin. Dioxin dihasilkan dari proses produksi pemutih kertas. Sementara itu proses produksi disposable diaper menggunakan dioxin dalam bentuk gas klorin. Dalam artikel yang berjudul “Whitewash; Exposing the health and environmental dangers of woman’s sanitary product and dsposable diaper - what you can do about it”, Liz Amstrong dan Adrienne Scott menyatakan kebanyakan industri kertas melakukan proses pemutihan dengan menggunakan pulp whiter daripada klorin. Penyebabnya tak lain adalah bahan kimia yang termasuk dalam organoklorin (termasuk di dalamnya dioxin) ini sangat beracun dan bersifat persisten (menetap dalam tubuh).
Tributyl Tin (TBT) juga termasuk bahan yang digunakan dalam produksi disposable diaper. Bahan kimia ini selain menyebabkan pencemaran lingkungan juga sangat beracun. Penyebarannya bisa melalui kulit, jadi bisa dibayangkan tingkat bahayanya kalau kulit bayi yang sensitif memakai diaper yang mengandung TBT. Karena saking beracunnya bahan kimia ini dalam konsentrasi yang sangat kecil pun bisa mengakibatkan gangguan hormon disamping mengganggu sistem kekebalan tubuh. Tak tanggung-tanggung, orangtua yang memiliki bayi laki-laki perlu waspada karena bahan ini bisa menyebabkan kemandulan (pada bayi laki-laki). Ginny Caldwell dalam artikelnya yang berjudul Diapers. Disposable or Cotton?, menyatakan bahwa kerusakan dalam sistem saraf pusat, ginjal dan lever bisa disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya yang ditemukan dalam disposable diaper.
Pada tahun 1999 The Archive of Environtmental Health melaporkan sebuah studi yang dilakukan oleh Anderson Laboratories. Dalam studi tersebut mereka membuka kemasan diaper lalu meletakkannya di dekat tikus-tikus percobaan. Tikus-tikus yang terekspos diaper tersebut menderita bronchoconstriction yang menyerupai serangan asma Tak hanya itu, tikus-tikus tersebut juga mengalami iritasi mata, kulit dan tenggorokan. Di dalam sebuah ruangan yang luas sekalipun emisi dari disposable diaper cukup mampu membuat tikus-tikus ini terserang asma. Bahan kimia yang ditemukan dalam disposable diaper yang mampu menyebabkan iritasi tenggorokan antara lain tolune, xylene, ethylbenzene, styrene, dan isopropylbenzene.
sumber: http://dienaulfaty.wordpress.com/2008/03/20/popok-bayi-modern-pun-bisa-sebabkan-mandul/#comment-128
Duw,,duw,,duw,,,
dari baca semua di atas,, semakin yakin lah Bumil ini untuk nggak memakai pampers,,, bukan apa-apa ,, demi masa depan anak kita juga kan,,
Mau lebih lengkap lagi,, bisa baca disini,,disini,disini,disini,dan disini
Tapi,, semua kembali ke diri kita sendiri,,, kembali ke pilihan kita sendiri mau yang mana... You Choose,,,
Tidak ada komentar: